sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bergulat dengan Krisis, Pakistan Perintahkan Semua Mal dan Pasar Ditutup

Economics editor Dian Kusumo
04/01/2023 11:17 WIB
Pemerintah Pakistan telah memerintahkan langkah-langkah untuk menghemat energi, termasuk menutup semua mal dan pasar pada pukul 20:30 (15:30 GMT).
Bergulat dengan Krisis, Pakistan Perintahkan Semua Mal dan Pasar Ditutup. (Foto: MNC Media)
Bergulat dengan Krisis, Pakistan Perintahkan Semua Mal dan Pasar Ditutup. (Foto: MNC Media)

Pembiayaan internasional penting lainnya terkait dengan program IMF, yang berarti negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta orang itu akan kesulitan memenuhi kebutuhan pembiayaan eksternalnya. Total itu lebih dari USD30 miliar hingga Juni dan termasuk pembayaran utang dan impor energi.

Total cadangan devisa likuid Pakistan mencapai akhir bulan lalu di USD11,7 miliar, USD5,8 miliar di antaranya dengan bank sentral. Itu adalah setengah dari nilai cadangan devisa yang dimilikinya pada awal 2022.

Asif mengatakan rencana konservasi energi juga mencakup larangan produksi bola lampu yang tidak efisien mulai Februari dan kipas angin mulai Juli.

Dia mengatakan puncak penggunaan listrik musim panas Pakistan adalah 29.000 megawatt (MW) dibandingkan dengan 12.000 MW di musim dingin, terutama karena penggunaan kipas angin dalam cuaca yang lebih panas.

Setengah dari lampu jalan di seluruh negeri juga akan tetap dimatikan, kata menteri itu. Sebagian besar listrik Pakistan diproduksi menggunakan bahan bakar fosil impor, termasuk gas alam cair, yang harganya telah meroket dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah telah berusaha menstabilkan ekonomi dengan menahan impor dan inflasi yang tinggi selama puluhan tahun. Mata uang yang terdepresiasi dengan cepat telah membuat impor lebih mahal sementara harga konsumen telah naik 25 persen tahun-ke-tahun pada paruh pertama tahun fiskal, atau 1 Juli hingga 31 Desember.

Pakistan sedang memulihkan diri dari bencana banjir tahun lalu, yang menenggelamkan lebih dari sepertiga negara itu dan menyebabkan kehancuran yang meluas dan kerugian finansial yang besar.

Negara ini adalah negara kedelapan yang paling rentan terhadap cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, menurut Indeks Risiko Iklim Global yang disusun oleh LSM lingkungan Germanwatch.

Banjir, kekeringan, dan topan dalam beberapa tahun terakhir telah menewaskan dan membuat ribuan orang mengungsi, menghancurkan mata pencaharian dan merusak infrastruktur.

(DKH)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement