Kemudian KUNCI (Curtin); IndoJCUS (James Cook University Singapore); PADI (Singapore University of Technology and Design); LASKAR (Nanyang Academy of Fine Arts); MURAL (LASALLE College of the Arts); dan PELIKAN (Kaplan Institute).
Pada kesempatan itu, sekitar 17 pelajar dan mahasiswa hadir untuk berdialog secara langsung dengan Menparekraf Sandiaga Uno. “Saya pernah enam tahun tinggal di Singapura jadi bertemu dengan mereka saya merasa sedang bernostalgia, dari mereka inilah, saya mengharapkan sektor parekraf kita akan lebih terpromosikan di Singapura,” kata Menparekraf.
Sejumlah saran dan masukan yang disampaikan PPI Singapura terkait parekraf Indonesia di antaranya perlunya untuk mulai dikreasikan oleh-oleh atau suvenir khas misalnya untuk Batam dan Bintan, perlunya informasi online terkait parekraf berbahasa asing, juga pentingnya dikembangkan infrastruktur atas akses yang ramah untuk pejalan kaki atau wisatawan. PPIS juga menyampaikan potensi paket graduation trip ke luar namun belum dikembangkan dengan optimal di tanah air.
Menparekraf berjanji akan segera menindaklanjuti isu-isu tersebut dan memfasilitasi kepada kementerian/lembaga terkait dan melanjutkan dialog dengan PPIS secara daring mengingat waktu pertemuan mereka yang terbatas.
“Kami ada program fam trip ke lima destinasi super prioritas, dan kami mengajak anggota PPIS untuk ikut serta,” kata Sandiaga.