Pada Januari 2025, IPR tercatat sebesar 211,5 atau secara bulanan mengalami kontraksi sebesar 4,7 persen (mtm) setelah tumbuh 5,9 persen (mtm) pada periode sebelumnya. Perkembangan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang menyebabkan kontraksi penjualan mayoritas kelompok, kecuali Suku Cadang dan Aksesori.
Secara tahunan, penjualan eceran tumbuh 0,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan Desember 2024 sebesar 1,8 persen (yoy).
Ramdan menerangkan, pertumbuhan IPR tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Barang budaya dan Rekreasi.
Di sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang, yaitu pada April 2025, diperkirakan menurun, sementara tekanan inflasi enam bulan yang akan datang, yaitu pada Juli 2025, diperkirakan meningkat.