“Ini semakin aktif, semakin perlu kewaspadaan,” imbaunya.
Kemudian, menurut Dwikorita, yang perlu menjadi perhatian juga adalah, sebagian dari wilayah gempa aktif tersebut berkaitan dengan megathrust atau gempa dasar laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami.
“Yang perlu menjadi perhatian sebagian dari gempa gempa tersebut dapat berkaitan dengan megathrust ataupun dengan gempa dasar laut, sehingga potensi tsunami memang masih dimungkinkan,” ungkapnya.
Lebih dari itu, Dwikorita menambahkan, BMKG juga melaporkan berbagai kesiapan peralatan yang sudah terpasang di seluruh wilayah Indonesia, terkalibrasi, dan beroperasi dengan baik.
Di antaranya, ada 40 radar dan ribuan peralatan yang terpasang. Begitu juga AWOS (automatic weather observation system) yang terpasang di hampir semua bandara di Indonesia.
“Juga kami menyiapkan radar khusus penyeberangan, radar maritim terutama Gilimanuk-Ketapang, juga di antara Lombok dan Flores, juga di Selat Sunda,” urai Dwikorita.