IDXChannel - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan penyetaraan modal negara (PMN) non-tunai 2024 untuk PT Bio Farma (Persero) tidak ada kaitannya dengan kasus anak usahanya, PT Indofarma Tbk (INAF), yang terjerat pinjaman online alias pinjol.
“Kemarin ada Bio Farma itu minta PMN (non-tunai), langsung dihubungkan sama anaknya, Indofarma yang kemarin ada kasus pinjol lagi, nggak ada urusannya,” kata Arya kepada wartawan, ditulis Jumat (5/7/2024).
Adapun, Kementerian Keuangan dan DPR RI menyepakati PMN non-tunai untuk Bio Farma berupa inbreng aset badan milik negara (BMN) dengan nilai wajar Rp68 miliar.
Aset tersebut merupakan bangunan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibangun pada tahun 2006 sampai 2008 untuk pengembangan vaksin flu burung.
Tak hanya itu, Arya memastikan PMN yang diajukan Bio Farma juga untuk mengembangkan produksi vaksin. Seperti vaksin Rotavirus, Rubella, dan Biosimilar.
“Karena itu dipakai untuk pembuatan pabrik atau mesin baru untuk vaksin. Karena kan kita punya pekerjaan dari WHO, itu jadi bukan untuk urusan pinjol atau urusan Indofarma, gak ada,” katanya.
Persoalan Indofarma sempat dibahas secara mendalam oleh Komisi VI DPR RI pekan lalu.
Saat itu, anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka mempertanyakan masalah di dalam Indofarma yang mengakibatkan total kerugian sebesar Rp459,6 miliar.
Kerugian tersebut diakibatkan karena adanya transaksi jual beli fiktif. Rieke juga mempertanyakan adanya permasalahan pinjol. Direktur Utama Indofarma, Yeliandriani, yang hadir dalam rapat tersebut mengaku pihaknya selama ini melakukan pinjol atas nama karyawan.
“Beberapa pertanyaan tentang Pinjol, perusahaan meminjam ke pinjol dengan meminjam nama karyawan," kata Yeliandriani.
Aksi peminjaman duit tersebut sudah dilakukan sejak 2022 lalu, yang menurut Yeliandri, sudah dilunasi. Namun, total kerugian utang pinjol ini mencapai Rp1,26 miliar. Pinjaman melalui fintech dilakukan bukan untuk kepentingan perusahaan.
(SLF)