Di saat pandemi ini, Amri mengaku bisnisnya tidak sepenuhnya terdampak. Menurutnya, dampak yang dirasakan hanya di 1 – 2 bulan pertama pandemi saja. “Penurunan penjualan spare part ada sekitar 20 hingga 30 %. Kalau untuk pengunjung bengkel, yang tadinya 5 hingga 10 motor, saat awal pandemi bisa hanya 2 motor. Tapi, tidak lama dan bangkit lagi,” kata Amri.
Ia menelaah, mungkin karena bisnisnya ini berbasis hobi, jadi tidak sepi peminat di masa pandemi ini. Apalagi, saat PPKM seperti ini banyak masyarakat yang punya waktu luang hingga akhirnya memiliki waktu lebih untuk hobinya.
“Kalau di kalangan penghobi corsa, sudah menganggap motornya adalah mainan. Jadi, mumpung ada PPKM ini banyak dari mereka yang mainin mainannya lagi. Bahkan, ada yang bertahun-tahun motornya tidak bisa hidup, kemudian dibawa ke bengkel saya,” tukas Amri.
Demi kenyamanan bersama, Amri tidak mengizinkan pemilik motor untuk menunggu motornya di bengkel saat proses servis. Selain karena khawatir dengan penyebaran Covid-19, bengkel yang didirikan Amri berlokasi di rumah yang masih ditinggali oleh orangtua dan adik-adiknya. “Takut aja nanti ada pengunjung yang datang, terus bawa virus dan dirumah ada ibu saya,” tutur lulusan S1 Ilmu Komputer ini.
Menyisati hal tersebut, Amri menyediakan layanan antar jemput motor dengan menggunakan mobil. Ini adalah layanan ekstra yang diberikan kepada para pemilik motor agar tetap bisa melakukan servis, tanpa harus datang ke bengkel.