Menurut Rizki, secara umum lanskap pembayaran digital Indonesia memang sedang berkembang pesat, dengan volume pembayaran kartu yang diproyeksikan mencapai USD87 miliar pada 2029 mendatang.
Pada saat yang sama, nilai transaksi QRIS juga bakal melonjak hingga 192 persen, menjadi USD36 miliar.
Namun, di sisi lain, perusahaan besar dan menengah domestik juga tengah menghadapi tantangan berupa kebutuhan yang belum terpenuhi secara maksimal dan signifikan dalam hal solusi pembayaran bisnis, khususnya untuk pembayaran berbasis kartu.
"Ini karena persyaratan yang rumit, dan kompleks, sehingga membatasi akses mereka ke layanan keuangan formal dan kredit," ujar Rizki.
Rizki menjelaskan, lanskap perbankan saat ini juga tidak memiliki alat untuk manajemen kartu yang tepat yang dapat memusatkan kontrol pengeluaran.