Bukan hanya menaikkan suku bunga dan menstabilisasi nilai tukar, ASEAN juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui akomodasi makroprudensial dan digitalisasi sistem pembayaran. Ini yang kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi dan inklusi di kawasannya.
"Kenapa ASEAN matters as the epicentrum growth? Karena kami secara konsisten melakukan reformasi struktural," tambahnya.
Dia mengatakan, ASEAN terus mereformasi perdagangan dan investasinya, sementara negara-negara lain melakukan fragmentasi, kebijakan pintu tertutup. Tetapi ASEAN, secara umum justru membuka pintu perdagangan dan investasinya.
"Indonesia adalah salah satu contohnya. Di tengah-tengah terjadinya pandemi COVID-19, kami justru melakukan sejumlah reformasi struktural. Misalnya, kami menyusun UU Cipta Kerja, mengekspansi hubungan dagang dan investasi, juga melakukan hilirisasi, ini yang kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi kami," tandas Perry.
(SAN)