Kemudian, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang bersinergi untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang mengelola Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Sinergitas Antam dan Inalum, kata Hendi, menjadi sejarah baru karena saat ini Indonesia sudah bisa menghasilkan atau memproduksi aluminium murni di dalam negeri.
"Sebelumnya, INALUM sudah puluhan tahun mengimpor bahan baku. Tapi dengan didirikannya smelter alumina di Mempawah, kita bisa mengintegrasikan hulu dan hilir," tuturnya.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga sudah melakukan hilirisasi lewat smelter di Sorowako dan akan disusul dengan proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) di sejumlah titik.
Lalu, PT Freeport Indonesia (PTFI) juga telah merampungkan fasilitas pemurnian tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Smelter itu digadang-gadang menjadi yang terbesar di dunia untuk pembuatan copper cathode.
Hendi berharap iklim industri manufaktur bisa tumbuh guna memperkuat program hilirisasi yang dijalankan oleh MIND ID. Dengan begitu, industri bisa menyerap bahan baku yang diproduksi MIND ID untuk diolah menjadi produk hilir.
"Tentunya kami mengharapkan ada kolaborasi strategis antara sektor pertambangan dan industri manufaktur, sehingga kita bisa membawa manfaat yang lebih besar bagi tumbuhnya perekonomian nasional," kata dia.
(Febrina Ratna)