Sebaliknya, harga komoditas energi dan pertanian tercatat menurun. Penurunan harga energi terutama dipengaruhi oleh penurunan harga minyak mentah dan batu bara, di mana harga batu bara mencapai level terendah sejak Mei 2021.
Lebih lanjut, Amalia menyoroti Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur di beberapa negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia, berada di zona ekspansif pada Maret 2025. Namun, Jepang tercatat berada di zona kontraksi.
Amalia juga menyinggung situasi perdagangan global yang sedang tidak menentu. Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif global untuk 185 negara sebagai upaya mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Defisit perdagangan terbesar AS tercatat dengan China, yang menyumbang 23 persen dari total defisit perdagangan AS dengan 20 mitra terbesarnya. Indonesia sendiri menjadi negara ke-15 terbesar penyumbang defisit perdagangan dengan AS.
Eskalasi konflik perdagangan antara AS dan China semakin intens dengan aksi saling balas tarif impor. China terakhir meningkatkan tarif retaliasi menjadi 145 persen pada 12 April 2025, yang kemudian dibalas oleh AS pada 15 April 2025 dengan menaikkan tarif menjadi 245 persen untuk impor barang dari China. Rangkaian peristiwa ini menjadi catatan penting dalam perkembangan perdagangan internasional saat ini.
(Dhera Arizona)