“Dukungan kelembagaan yang kuat diperlukan agar transformasi ekonomi berjalan sesuai rencana,” kata dia.
Erizal menyoroti pentingnya penguatan hilirisasi pangan dan pertanian untuk mendukung proses reindustrialisasi di berbagai wilayah Indonesia. Strategi ini tidak hanya akan menciptakan nilai tambah yang tinggi tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan serta pemerataan pembangunan.
Dia juga menjelaskan, target swasembada pangan harus menjadi prioritas utama. Sebab, swasembada dapat dimulai dari komoditas beras sebagai pangan pokok, lalu dilanjutkan dengan komoditas bernilai ekonomi tinggi lainnya yang memiliki prospek industrialisasi dan pengolahan lanjutan, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Sementara, peningkatan Total Factor Productivity (TFP) menjadi kunci untuk mencapai target tersebut. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan teknologi dan inovasi secara masif, peningkatan anggaran penelitian dan pengembangan (R&D), serta penguatan kapasitas peneliti dan sistem diseminasi teknologi yang memadai.