Pihak kantor kemudian menyiapkan sekitar 25 sampel pesawat Dakota. Kemudian Kepala Biro Propaganda TNI AU, OMU I J. Salatun, diinstruksikan mengikuti Presiden Soekarno ke Sumatera untuk menggalang dana.
Pada tanggal 16 Juni 1948, di Hotel Aceh, Presiden Soekarno berhasil membangkitkan patriotisme rakyat Aceh. Berkat panitia yang diketuai Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsji, sumbangan dari masyarakat Aceh berhasil terkumpul setara dengan 20 kg emas.
Uang ini kemudian digunakan untuk membeli pesawat Dakota dan menjadi pesawat angkut pertama yang dimiliki bangsa Indonesia. Pesawat Dakota sumbangan masyarakat Aceh itu kemudian diberi nama Dakota RI-001 Seulawah. Seulawah sendiri berarti "Gunung Emas".
Kehadiran Dakota RI-001 Seulawah mendorong dibukanya jalur udara Jawa-Sumatera, termasuk ke luar negeri. Pada November 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengunjungi Sumatera dengan jalur Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Maguwo.
Di Kutaraja, pesawat itu digunakan untuk menyemangati penerbangan para pemimpin Aceh dan membagikan selebaran. Pada tanggal 4 Desember 1948, pesawat tersebut digunakan untuk mengangkut taruna angkatan laut dari Payakumbuh ke Kutaraja, serta untuk foto udara di atas Gunung Merapi. (SNP)