"Menurut saya harus lebih cepat diantisipasi terutama ketidakpastian terkait soal harga energi, serta soal inflasi yang akan juga memengaruhi exchange rate," ujarnya.
Selain itu, salah satu faktor yang perlu diantisipasi untuk menghadapi tahun 2023 menurut Toto, adalah terkait pengaturan utang di BUMN.
"Dan kemampuan BUMN-BUMN untuk me-manage utang-utang luar negerinya dengan baik," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pendapatan konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga 2021 mencapai Rp2.290,5 triliun, naik 18,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mencatat kinerja keuangan perusahaan pelat merah didorong oleh pertumbuhan harga komoditas secara global. Di mana, naiknya penjualan akibat meningkatkan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan di beberapa klaster.
(FAY)