IDXChannel - Biaya hipotek atau yang lebih dikenal sebagai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Amerika Serikat mencapai level tertinggi karena inflasi yang terus melonjak.
Tingkat bunga KPR rata – rata mencapai 6,02 persen. Peningkatan biaya KPR di AS terjadi karena bank sentral secara agresif menaikan suku bunga untuk mengurangi dampak inflasi. Harga konsumen juga ikut naik ke level 8,3 persen.
“Suku bunga terus naik bersamaan dengan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan minggu ini, melebihi 6 persen untuk pertama kalinya sejak akhir 2008," ujar Kepala Ekonom di Freddie Mac, Sam Khater seperti dilansir dari Sindonews Jumat (16/9/2022).
Biaya rumah biasa di Amerika Serikat bisa lebih dari USD400.000 atau setara dengan Rp58 miliar tahun ini, naik 10 persen dari tahun sebelumnya.
“Meskipun kenaikan tarif akan terus mengurangi permintaan dan menekan harga rumah, persediaan tetap tidak mencukupi," ucap, Sam Khater.
Meroketnya biaya KPR merupakan suatu peruahan besar dari sektor perumahan di AS. The Fed memangkas suku bunga ketika pandemi melanda pada tahun 2020, hal ini membantu mengantarkan periode pembelian rumah yang hiruk pikuk dengan rekor kenaikan harga.
“Kenaikan tarif ini akan terus mengurangi permintaan dan menekan harga rumah, persediaan tetap tidak memadai. Ini menunjukkan bahwa meskipun penurunan harga rumah kemungkinan akan terus berlanjut, seharusnya tidak terlalu besar,” pungkas, Khater.
Federal Home Loan Mortgage Corporation (Freddie Mac), mengatakan bahwa tarif yang tinggi akan terus menekan permintaan di seluruh AS, namun persediaan rumah untuk dijual terus meningkat. Penurunan harga rumah kemungkinan akan terus berlanjut tetapi tidak akan terlalu jatuh.
(Penulis Bayu R magang idxchannel.com)
(SAN)