Capaian ini melanjutkan capaian surplus pada Q4 2022 sebesar USD4,2 miliar atau 0,3% dari PDB.
Surplus neraca perdagangan barang ini tetap tinggi didukung oleh permintaan dari mitra dagang utama terhadap komoditas ekspor nonmigas dan penurunan defisit migas seiring penurunan harga minyak dunia.
Selain itu, transaksi modal dan finansial juga mencatat surplus terutama ditopang oleh peningkatan kinerja investasi portofolio.
Transaksi modal dan finansial pada Q1 2023 mencatat surplus USD3,4 miliar atau setara 1,0% dari PDB. Angka ini naik signifikan dibandingkan dengan surplus USD0,3 miliar atau 0,1% dari PDB pada Q4 2022.
Kenaikan ini didukung peningkatan kinerja investasi portofolio, terutama dalam bentuk aliran masuk pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik diimbangi meredanya kekhawatiran investor terhadap ketidak pastian pasar keuangan global dan imbal hasil aset keuangan yang menarik.
Menurut laporan BI, investasi langsung juga tetap solid, dengan membukukan peningkatan surplus sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap terjaga.
Di sisi lain, transaksi investasi lainnya mengalami peningkatan defisit antara lain disebabkan oleh peningkatan investasi swasta dan kebutuhan pembayaran utang luar negeri.
Tren penurunan cadangan devisa ini tentu saja perlu diwaspadai di tengah ekonomi global yang sepenuhnya belum menunjukkan kinerja terbaiknya. Mengingat RI cukup tergantung dengan perdagangan internasional, perlambatan global bisa saja menjadi ancaman bagi penerimaan devisa negara ke depan. (ADF)