sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cadangan Migas Menipis dan Perizinan Rumit, Jadi Penyebab Investor Lirik Negara Lain

Economics editor Suparjo Ramalan
23/09/2024 22:30 WIB
Pasalnya, izin hulu migas melibatkan sekitar 17 kementerian dan lembaga (K/L), sehingga hampir 400 izin yang harus diselesaikan.
Cadangan Migas Menipis dan Perizinan Rumit, Jadi Penyebab Investor Lirik Negara Lain. Foto: MNC Media.
Cadangan Migas Menipis dan Perizinan Rumit, Jadi Penyebab Investor Lirik Negara Lain. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai cadangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia telah menipis. Kondisi ini membuat investor asing melirik negara lain.

"Cadangan migas kita itu kecil ya. Maksudnya kita di Pasifik itu porsinya sangat kecil sekali. Sebagian besar Kanada, di Timur Tengah, kemudian ada di Amerika Utara," ujar Komaidi dalam sesi diskusi bertajuk 'Memikat Investor Hulu Migas Demi Ketahanan Nasional' di Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).

Selain pasokan migas yang minim, Komaidi memandang bahwa proses perizinan di Indonesia masih cukup rumit. Pasalnya, izin hulu migas melibatkan sekitar 17 kementerian dan lembaga (K/L), sehingga hampir 400 izin yang harus diselesaikan.

"Belum lagi kalau kita bicara antara pemerintah pusat dengan pemda (pemerintah daerah),” kata dia. 

Sebagai perbandingan, di Kazakhstan, Chevron memiliki satu lapangan dengan cadangan minyak sebesar 7-8 miliar barel. Sedangkan di Indonesia, cadangan dari Sabang-Merauke hanya di kisaran 3 miliar barel.

"Mereka (Kazakhstan) satu lapangan itu 8 miliar barel. Jadi kalau katakanlah izinnya rumit sekalipun, sedang berprogres sekalipun, memang worth it untuk diperjuangkan. Nah, kita tidak menyadari itu," tuturnya.

Kemudian, sekalipun Afrika kerap dilanda konflik, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti Chevron tidak menurunkan minat mereka untuk berinvestasi, mengingat besarnya cadangan migas di Benua Hitam tersebut.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement