"Artinya bahwa disitu ada area yang kontrol atau monitoring di keseluruhan kereta cepat, adanya di Tegalluar. Kemudian adanya sensor, dan dispatching terminal untuk melihat, mengevaluasi, menganalisis hasil-hasil data dari lapangan, termasuk dari CCTV yang dipasang," jelasnya.
Sedangkan untuk early warning gempa, Rachman menegaskan bahwa kereta cepat ini sensitif dengan perubahan alignment, geometri dan getaran. Sehingga jika getaran ini terlalu besar bisa menyebabkan accident atau kecelakaan, akan dipasangkan sistem peringatan dini.
"Ini ada hubungannya juga dengan BMKG, karena BMKG ini paling tidak punya banyak sensor yang dekat epicentrum gempa, karena gempa ini gelombang P daripada gelombang S terkait level gempa yang terjadi kita pasang 7 sensor, di sekitar Halim, Karawang, Purwakarta, Walini, Tegalluar," ujarnya.
"Fungsinya adjustment dari justifikasi gempa yang terjadi, fungsi dari early warning dan alarm, tindakan yang akan diambil dari manajemen sistem bahwa sudah terintegrasi dan di setup tinggal kereta mengikuti sistem ini," pungkas Rachman.
(SANDY)