Selain itu, keterpurukan Garuda Indonesia juga ikut mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebab, tingkat produksinya juga bergantung pada kinerja maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
"PT Gapura ini kondisinya sangat tidak menguntungkan karena memang produk turun sekali karena jumlah turun. Dan sangat berdampak dengan kondisi Garuda pada saat ini, outstanding utang Garuda kepada Gapura itu lebih dari Rp 700 miliar, jadi sudah produksi turun, ini yang sangat memberatkan," ungkap dia.
Karena itu, PT Aviasi Pariwisata Indonesia sebagai Holding Aviasi dan Pendukung membutuhkan penguatan modal guna mengembangkan pelayanan, penataan bisnis dan portofolio Gapura Angkasa.
Edwin mencatat, pihaknya akan mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 700 miliar untuk modal.
"Dan kita harapkan ada Rp 700 miliar kita alokasikan ke Gapura. Untuk penguatan modal dan juga peremajaan alat-alat, termasuk menata portofolio usahanya," ungkap dia.
(IND)