Von der Leyen membuat janji pada KTT G20 virtual yang diselenggarakan oleh Italia, yang didedikasikan untuk membahas situasi kemanusiaan dan keamanan di Afghanistan. Sejumlah negara yang masuk G20 adalah G20 Amerika Serikat, Uni Eropa, China, Turki, Rusia, India dan Arab Saudi.
Dalam kesempatan itu, Von der Leyen menekankan, bahwa dana Uni Eropa memberi "dukungan langsung" untuk Afghanistan dan akan disalurkan ke organisasi internasional yang bekerja di lapangan, bukan ke pemerintah sementara Taliban, yang tidak diakui oleh Brussels. Menurutnya, bantuan pembangunan UE berbeda dengan bantuan kemanusiaan.
Bantuan internasional telah diblokir ke Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa menyusul penarikan pasukan AS dan internasional lainnya setelah 20 tahun perang. Aset negara yang disimpan di luar negeri telah dibekukan, sementara harga pangan dan kekurangan lapangan kerja meningkat, memicu peringatan bencana kemanusiaan begitu musim dingin tiba.
Wakil Direktur Eksekutif UNICEF, Omar Abdi mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa bahkan sebelum pergolakan baru-baru ini dan pengambilalihan Taliban, organisasinya memperkirakan sekitar 10 juta anak membutuhkan dukungan kemanusiaan di Afghanistan.
“Setidaknya 1 juta di antaranya berisiko meninggal akibat gizi buruk,” kata Abdi. "Kami memperkirakan situasinya akan semakin buruk dengan datangnya musim dingin,” lanjutnya.