Namun, akibat terjangan banjir lahar dingin dan material vulkanik saat Gunung Semeru meletus, sungai tersebut tidak lagi terlihat. Material vulkanik menyebabkan adanya aliran lahar dingin dengan lebar hingga ratusan meter.
"Di situ ada sungai, tapi tidak lebar, hanya sekitar 1,5 meter. Itu sungai Umbulan. Setelah dialiri lahar jadi besar, lebarnya kini mencapai ratusan meter," katanya.
Ia menambahkan, lahan pertanian seluas 20 hektare yang rusak tersebut, seluruhnya memiliki sertifikat tanah. Ada kurang lebih 50 orang yang memiliki areal tersebut. Ke depan, para pemilik lahan itu berkeinginan untuk tetap bisa mengelola material vulkanik pada bekas lahan pertanian.
"Ke depan, saat sudah dingin, akan dikelola oleh masyarakat. Itu keinginan mereka, supaya bisa mendapatkan hasil atau ada ganti dari yang awalnya lahan pertanian," ujarnya.
Saat ini, pihak Pemerintah Desa Supiturang masih terus melakukan pendataan, terkait dampak kerusakan akibat letusan Gunung Semeru itu. Pendataan akan dilakukan dari rumah ke rumah, termasuk pada tempat-tempat pengungsian yang ada. (TIA)