Setahun kemudian, kata dia, sekitar 2019, dirinya mulai memutar otak untuk lebih berinovasi, salah satunya membuat rumah produksi standard Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Baru semenjak dapat bantuan dari Pertamina dan pendampingan itu, kami mulai membuat rumah produksi berstandar BPOM. Nah, karena kalau kita hanya menjual minyak VCO aja, jangkauan market-nya kurang luas. Sehingga mulai saya berpikir untuk mensuplai ke SPA, yaitu dengan membuat minyak body oil atau massage oil. Nah itu izinnya harus BPOM," katanya.
"Produk lainnya dari minyak VCO ini kami olah menjadi body lotion, body scrub, sama body cream. Termasuk hair oil juga," kata dia.
Lebih lanjut Sumayana mengatakan, pada enam bulan pertama dirinya bisa mengantongi cuan Rp3,8 juta .
"Jadi kalau di awal kan, namanya merintis itu dalam enam bulan omzetnya cuma Rp3,8 juta. Itu enam bulan loh. Yang selanjutnya di tahun 2016 awal baru kami mendapatkan omzet per bulan itu sampai Rp2,4 juta per bulan, nambah ya. Dan begitu seterusnya sampai omzet mentok itu di Rp70 juta per bulan," katanya.
"Kalau sekarang dari Rp70 juta baru masuk Pertamina, sekarang sudah per bulan kami bisa meraup Rp300 juta per bulan. Sekitar Rp3 miliar sekian per tahunnya," kata Sum.