IDXChannel - Alasan mengapa rupiah melemah saat AS resesi memang sangat perlu kita ulas. Belakangan ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami guncangan yang membuat nilai tukar rupiah melemah dan membuat harga barang sehari-hari jadi melonjak.
Melemahnya nilai tukar rupiah tidak lepas dari situasi perekonomian di luar negeri. Bank Indonesia (BI) mengatakan penurunan nilai tukar rupiah tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lainnya. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pelemahan mata uang negara berkembang disebabkan oleh perkembangan terakhir di Amerika Serikat (AS).
Alasan Mengapa Rupiah Melemah Saat AS Resesi
Beberapa faktor yang dapat menurunkan nilai tukar rupiah antara lain pertumbuhan ekonomi AS, turunnya harga komoditas ekspor, dan tingginya impor. Depresiasi nilai tukar rupiah dapat menimbulkan masalah bagi perekonomian Indonesia yang masih dalam tahap pemulihan pascapandemi.
Secara tidak langsung, beberapa metode investasi terutama ditentukan oleh nilai tukar rupiah, sehingga penurunan nilai tukar rupiah mempengaruhi strategi investasi masyarakat. Alasan depresiasi rupiah terhadap US Dollar adalah karena resesi di Indonesia dan di tempat lain. Perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi tidak hanya oleh Indonesia tetapi juga oleh perekonomian negara-negara lain di dunia. Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada Amerika Serikat dan China.
Oleh karena itu, jika salah satu negara (AS atau China) menghadapi krisis ekonomi, Indonesia juga akan terpengaruh. Dampaknya tidak sebesar saat Indonesia mengalami krisis ekonomi domestik. Namun tetap dapat menghambat perekonomian yang melemahkan nilai mata uang rupiah.
Penyebab Krisis Keuangan Tiap Negara
Ada beberapa penyebab krisis mata uang suatu negara:
1. Kesenjangan produktivitas karena lemahnya alokasi aset atau faktor produksi.
2. Tidak ada keseimbangan struktural dalam industri manufaktur.
3. Sistem perbankan suatu negara lemah, dan masalah utang luar negeri (eksternal) telah menjadi masalah keuangan dalam negeri (domestik).
4. Utang luar negeri yang besar dan berjangka pendek, menyebabkan volatilitas keuangan domestik.
5. Perubahan sistem politik yang tidak jelas.
6. Ketergantungan pada utang luar negeri terkait dengan perilaku pelaku usaha yang memobilisasi dana valas.
Sekedar informasi, Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot naik menjadi pukul 09:09 WIB pada perdagangan pagi hari Senin 27 Juni 2022. Rupiah menguat 31 poin (0,28%) menjadi Rp 14.816 per dolar AS, dan harga penutupan sebelumnya Rp14.847 per dolar AS. (SNP)