Salah satunya, menggabungkan bandara yang dikelola Angkasa Pura I (Persero) dan Angkasa Pura II (Persero). Terkait aksi korporasi ini, Erick belum membeberkan waktu pelaksanaannya.
Meski begitu, dia optimis bahwa kinerja BUMN di sektor tersebut mulai membaik dan ditargetkan terus tumbuh pada tahun ini.
"Ketika bandara satu (AP 1), dan dua (AP II) belum konsolidasi secara keuangan, kemarin masih merah, Insya Allah tahun ini 2023 untung, jadi ada peningkatan," katanya.
Dia pun memperkirakan laba konsolidasi BUMN sepanjang 2022 mencapai Rp303,7 triliun, jumlah tersebut juga dikontribusikan oleh laba bersih emiten bersandi saham GIAA itu.
Saat ini, Garuda belum mengikuti jejak BUMN lain untuk bergabung ke dalam InJourney. Pasalnya, perusahaan harus melewati semua proses dan tahapan restrukturisasi keuangan yang ditargetkan rampung akhir 2022-2023.