Di samping itu, dia menjabarkan, tingginya harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti gangguan rantai pasok di masa pandemi, kenaikan ongkos transportasi, peningkatan jumlah permintaan dan bertambahnya biaya input pertanian.
"Belum lagi harga pupuk berbasis nitrogen dan fosfat yang sering digunakan petani kelapa sawit naik 50- 80% pada pertengahan 2021. Pupuk menyumbang 30-35% dari total biaya produksi, sehingga kenaikan harga juga akan meningkatkan biaya produksi," tambahnya.
Alhasil, petani kecil yang tidak mampu membayar biaya kemudian akan menggunakan pupuk lebih sedikit dan hal ini akan berakibat pada menurunnya produksi.
"Tingginya biaya pupuk dapat secara signifikan mempengaruhi produksi minyak sawit oleh petani kecil yang berkontribusi hingga 34 persen dari produksi minyak sawit Indonesia," tandas Felippa.
(NDA)