Karena itu, Haedar meminta kepada pemerintah dari pusat sampai daerah dengan seluruh kelembagaan atau instansinya agar betul-betul menerapkan kebijakan yang konsisten, terpadu, dan berada dalam satu langkah yang sama, termasuk dalam menerapkan PPKM mikro. Ia mengingatkan inkonsistensi akan membuat langkah penanganan Covid-19 menjadi maju mundur atau fluktuatif, yang akhirnya kondisi bisa tidak terkendali.
"Para pejabat dan elite negeri dari pusat sampai daerah juga penting menyatukan sikap dan langkah, disertai keteladanan dalam menegakkan protokol kesehatan dan tidak memberi angin kepada warga yang membuat semuanya menjadi longgar dan lalai. Bila prihatin dengan keadaan maka semua pihak mestinya semakin waspada, seksama, dan berusaha seoptimal mungkin dalam mengatasi keadaan pandemi dengan total dan simultan," jelas Haedar.
Kepada para cerdik pandai dan elite bangsa, Haedar berharap mereka bisa menyatukan pandangan dan langkah dalam meringankan beban masyarakat dengan tidak melontarkan atau memproduksi ujaran, pernyataan, dan apapun yang menegasikan virus Covid-19 dan usaha vaksinasi serta menimbulkan kontroversi.
"Kasihan rakyat kecil yang semakin berat menghadapi keadaan akibat Covid, juga para tenaga kesehatan di garda depan dan menjadi benteng terakhir dalam mengatasi pandemi. Kasus yang meningkat semakin menambah berat tugas para dokter, tenaga kesehatan, dan pihak rumah sakit maupun para petugas yang menangani Covid. Para dokter dan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid selain makin overload juga rawan tertular serta secara fisik dan psikologis kian berat bebannya," jelas Haedar.
Sikap empati dan simpati dari semua warga dan elite bangsa terhadap kondisi rumah sakit dan nasib dokter dan tenaga kesehatan sangatlah diperlukan. Mereka bertugas penuh dengan resiko. Termasuk dengan menghentikan segala kontriversi yang menegasikan pandemi dan vaksinasi karena pengaruhnya tidak positif dalam usaha menangani Covid-19 yang semakin berat itu.