Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor ke AS pada tahun lalu meningkat saat ekspor ke negara-negara utama lainnya turun. Di 2024, ekspor nonmigas ke AS mencapai USD26,31 miliar, naik dari 2023 yang sebesar USD23,33 miliar.
Barang mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya dengan kode HS 85 mendominasi ekspor produk ke AS mencapai USD4,18 miiliar. Ekspor ini mencapai 27,78 persen dari total ekspor barang elektronik RI yang sebesar USD15,05 miliar.
Ekspor barang elektronik ini juga memberikan surplus tertinggi yakni USD3,68 miliar, diikuti oleh surplus dari produk pakaian dan aksesorisnya (HS 61) USD2,48 miliar dan alas kaki (HS 64) USD2,33 miliar.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menilai, jika AS menindaklanjuti rencana tarif impor 32 persen untuk produk Indonesia, maka akan berdampak pada neraca pembayaran, terutama neraca perdagangan. AS merupakan pemasok valas terbesar ke Indonesia lewat surplus neraca perdagangan.
"Mitra dagang bilateral terbesar Indonesia pada tahun 2024 adalah AS yang memberikan surplus USD16,8 miliar kepada Indonesia," ujarnya.