IDXChannel - Ekonom Institute for development economics and finance (Indef), Esther Sri Astuti menilai anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih belum efektif mengingat masih dialokasi untuk 6 sektor. Maka itu Esther menilai dana PEN harusnya ditambah.
"Kalau lihat data 2021, hanya 7,8% dari GDP sementara banyak program pemerintah yang seharusnya bisa relokasi anggaran akan sangat membantu untuk pemulihan ekonomi nasional, ujar Esther dalam program Market Review IDX Channel, Kamis (29/7/2021).
Diketahui dana PEN terbagi untuk kluster diantaranya kesehatan, bantuan sosial, insentif UMKM dan BUMN juga korporasi, Pemerintah Daerah serta sektor usaha lainnya. Menurut Esther, seharusnya kesehatan dan bansos yang mendapat anggaran lebih besar. "Kalo kita lihat lagi dana PEN ini dialokasi untuk 6 kluster, harusnya kesehatan dan bansos jadi sektor yang paling mendapat porsi besar," tutur Esther.
Sementara itu realisasi anggaran PEN dinilai Indef masih relatif lebih lambat karena proses realokasi yang tak mudah. "Kalau kita lihat dari realisasi anggaran dari pemerintah masih relatif lambat karena memang proses relokasi dari pencairan dana tidak instan jadi itu yang harus dikejar, harus ada upaya lain untuk serapan," katanya.
Untuk diketahui, dari persentase pagu PEN 2021, salah satu belanja terbesar ada di perlindungan sosial, mencapai Rp148,66 triliun dari total pagu Rp627,9 triliun.