sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Danantara Dinilai Jadi Arah Baru Investasi RI dan Tumbuhkan Minat Investor Domestik

Economics editor Dhera Arizona Pratiwi
18/03/2025 17:30 WIB
Pembentukan BPI Danantara dinilai berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan.
Danantara Dinilai Jadi Arah Baru Investasi RI dan Tumbuhkan Minat Investor Domestik. (Foto Istimewa)
Danantara Dinilai Jadi Arah Baru Investasi RI dan Tumbuhkan Minat Investor Domestik. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan, khususnya dalam konteks pengembangan investasi dan optimalisasi aset negara.

"Danantara dibentuk sebagai organisasi mandiri yang menerima mandat untuk mengelola investasi. Harapannya, aset negara bisa berkembang lebih optimal," ujar Economic Researcher at Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet dalam diskusi tentang Danantara di kantor Tumbuh Makna (TMB), Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025).

Menurut Yusuf, pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp13.523 triliun hingga 2029, dengan nilai tahunan berkisar Rp1.500 hingga Rp4.000 triliun. Meskipun target tersebut dinilai ambisius, dia menilai pencapaian investasi dalam dua hingga tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif, yang kemudian menjadikannya target realistis. 

"Kalau kita perhatikan dalam realisasi investasi, setidaknya dalam 2-3 tahun terakhir ini pencapaiannya tidak begitu buruk. Artinya dari target yang ditetapkan itu selalu tercapai target realisasi investasi terutama yang dicatat oleh BKPM," kata dia.

Selain mempercepat investasi nasional, Danantara juga diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan modal di daerah-daerah yang sebelumnya kurang diminati.

"Sebagian investor masih ragu untuk berinvestasi di daerah karena berbagai faktor. Dengan adanya Danantara, minat mereka diharapkan meningkat," ujarnya.

Selain itu, Yusuf meyakini Danantara dapat berperan dalam menarik investasi asing dan swasta. 

"Statusnya sebagai institusi independen dianggap lebih menarik bagi investor asing dibandingkan jika mereka harus berinvestasi langsung ke daerah," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Founder Tumbuh Makna (TMB) Muliadi San turut mendukung kehadiran Danantara, khususnya dalam penguatan pasar modal Indonesia. Menurutnya, Danantara berpotensi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.

“Dengan mengelola aset besar milik BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, dan Pertamina, institusi ini memiliki potensi untuk meningkatkan kepercayaan investor lokal melalui pengelolaan yang profesional dan transparan. Hal tersebut dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, sehingga partisipasi investor domestik dapat semakin meluas,” ujar dia.

Muliadi juga menyoroti potensi Danantara dalam meningkatkan likuiditas pasar melalui pengelolaan aset yang efisien serta investasi di sektor-sektor strategis, seperti infrastruktur dan energi. Kehadiran Danantara dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat ekosistem investasi nasional, sekaligus memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.

"Kehadiran Danantara diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan," ujarnya.

Muliadi berharap Danantara mampu memperkuat daya saing industri keuangan Indonesia, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di kancah regional dan global, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik.

Menurutnya, selain menarik investor asing, Danantara juga harus berperan dalam mendorong pertumbuhan investor domestik, yang pada akhirnya dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Dengan meningkatkan partisipasi investor dalam negeri, Danantara berpotensi menciptakan ekosistem investasi yang lebih stabil dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan terhadap modal asing, serta memperkuat perputaran ekonomi dalam negeri.

Muliadi juga melihat Danantara sebagai langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global yang semakin kompleks. 

"Danantara ini, bila dikelola dengan baik tentu ini sangat bagus. Tidak ada yang salah dengan Danantara karena sebenarnya ini cita-cita kita sejak lama," ujar dia.

Namun, dia mencatat kondisi ekonomi global saat ini tengah mengalami perlambatan, yang berimbas pada tekanan terhadap rupiah akibat fenomena penguatan dolar. Dalam situasi ini, peran Danantara menjadi semakin krusial untuk mendorong kepercayaan investor domestik agar tetap aktif berinvestasi di dalam negeri.

"Kita tahu ekonomi global sedang slowing down, dolar sedang balik kampung. Yang terkena dampak ini justru rupiah. Kita berharap Danantara ini bisa membantu," ujarnya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement