Menurutnya, inflasi menurut kelompok pengeluaran masih di atas inflasi umum. Inflasi transportasi sangat tinggi dan mengkhawatirkan karena menjadi salah satu penyebab daya beli memburuk.
Esther mengatakan, tidak heran jumlah kelas menengah terus turun. Dia menekankan pentingnya menurunkan suku bunga dan menggunakan instrumen moneter, seperti giro wajib minimun. Investasi kebijakan moneter juga menurutnya, harus fokus pada stabilitas harga bukan hanya nilai tukar Rupiah.
"Stabilitas harga tidak hanya di level nasional, tapi juga di level daerah karena karakteristik inflasi regional setiap daerah berbeda. Akumulasi surplus sebesar Rp312 triliun seharusnya bisa digunakan untuk intervensi kebijakan moneter untuk stabilisasi harga sampai ke daerah," kata Esther.
(Fiki Ariyanti)