Selain itu, menurut klaim pelaku, dirinya mempunyai data file sebanyak 272.788.202 juta penduduk. Pratama melihat hal ini aneh bila akun Kotz mengaku mempunyai 270 juta lebih data serupa, padahal anggota BPJS kesehatan sendiri di akhir 2020 adalah 222 juta.
“(Tapi) dari nomor BPJS Kesehatan yang ada di fail bila dicek online, ternyata datanya benar sama dengan nama yang ada di fail. Jadi memang kemungkinan besar data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan,” jelasnya.
Data dari fail yang bocor dapat digunakan oleh pelaku kejahatan, dengan melakukan phishing yang ditargetkan atau jenis serangan rekayasa sosial (Sosial Engineering).
Walaupun di dalam fail tidak ditemukan data yang sangat sensitif seperti detail kartu kredit, namun dengan beberapa data pribadi yang ada, maka cukup bagi pelaku penjahat dunia maya untuk menyebabkan kerusakan dan ancaman nyata.
"Pelaku kejahatan dapat menggabungkan informasi yang ditemukan dalam file CSV yang bocor dengan pelanggaran data lain, untuk membuat profil terperinci dari calon korban mereka seperti data dari kebocoran Tokopedia, Bhinneka, Bukalapak, dan lainnya," ujar Pratama.