sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Defisit APBN Capai Rp611 Triliun

Economics editor Michelle Natalia
21/12/2021 12:38 WIB
Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 mencapai Rp611 triliun sampai dengan November lalu.
Defisit APBN Capai Rp611 Triliun. (Foto: MNC Media)
Defisit APBN Capai Rp611 Triliun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 mencapai Rp611 triliun sampai dengan November lalu. Nilai tersebut setara dengan 3,63% terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Defisit APBN pada November 2021 turun jika dibandingkan dengan November 2020 yang mencapai Rp1.006,4 triliun atau 5,7% terhadap PDB," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Desember, Selasa(21/12/2021).

Dia menjelaskan, penurunan defisit terjadi seiring dengan kenaikan penerimaan negara. Tercatat, total penerimaan negara per November 2021 sebesar Rp1.699 triliun atau naik 19% dari November 2020 yang sebesar Rp1.423,1 triliun.

"Defisit November 2020 5,7% November 2021 sebesar 3,63% terhadap PDB. Ini adalah cerita mengenai pemulihan ekonomi dan pemulihan APBN yang mulai sehat kembali," ungkap Sri.

Sementara itu, penerimaan perpajakan sebesar Rp1.314 triliun atau naik 18% secara tahunan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp382,5 triliun atau naik 25% secara tahunan.

Kemudian, belanja negara tercatat sebesar Rp2.310,4 triliun atau naik 0,1% secara tahunan per November 2021. Angka itu setara dengan 84% dari target belanja yang sebesar Rp2.750 triliun.

Sri sempat memproyeksikan defisit APBN 2021 berkisar 5,2-5,4% terhadap PDB. Angkanya lebih rendah dari target yang mencapai 5,7% terhadap PDB.

"Kami harap defisit tahun ini kecil dari 5,7%, mungkin 5,2% sampai 5,4%," ungkap Sri.

Selain itu, Sri juga sempat memproyeksikan defisit tahun depan sebesar 4,7% terhadap PDB. Angkanya lebih rendah dari target dalam APBN 2022 yang sebesar 4,85%.

"Tapi itu dengan estimasi penerimaan negara terjadi sebelum komoditas harganya naik dan reformasi pajak. Jadi harapannya defisit bisa lebih rendah," tutup Sri. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement