Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro mengatakan, program ISLE-1 akan memobilisasi pembiayaan sektor swasta untuk transisi energi Indonesia dan mendukung masyarakat beradaptasi terhadap perubahan iklim.
"Rumah tangga miskin di Indonesia Timur akan memiliki akses pada listrik yang lebih dapat diandalkan dan berkelanjutan, sementara perusahaan-perusahaan akan mengalami gangguan listrik yang lebih sedikit dalam proses produksi mereka,” kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (27/6/2023).
“Program ini merupakan contoh bagaimana kelompok Bank Dunia mendukung negara-negara mengintegrasikan aksi iklim kedalam rencana pembangunan dan menggerakkan pembiayaan sektor swasta untuk pembangunan," tambah Manuela.
Bank Dunia memberikan dukungan keuangan sebesar USD500 juta (Rp7,5 triliun) untuk ISLE-1, di bawah World Bank Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI).
Selain itu, Canada Clean Energy and Forest Climate Facility (CCEFCF) telah menyetujui pembiayaan bersama senilai USD47,5 juta, dan dari Clean Technology Fund (CTF) pinjaman senilai USD15 juta dan hibah senilai USD19 juta.
Total biaya program ini adalah USD1,14 miliar (Rp17,1 triliun), termasuk pembiayaan dari PLN sebesar USD159 juta dan pembiayaan sektor swasta sebesar USD400 juta.
ISLE-1 akan mendukung peningkatan sistem operasional maupun proses bisnis PLN dan akan menguatkan jaringan listrik untuk integrasi energi terbarukan serta elektrifikasi di Indonesia bagian Timur. Program ini juga akan mendukung masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki akses pada energi dengan harga terjangkau.
Hal ini akan mengurangi ketergantungan mereka pada energi yang menghasilkan polusi seperti misalnya generator diesel dan lampu minyak tanah.
“Program ISLE-1 merupakan bagian dari rencana distribusi, transmisi serta pembangkitan tenaga listrik PLN untuk tahun 2021-2030,” ujar Direktur Eksekutif PLN, Darmawan Prasodjo.