sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Deretan Kebocoran Data E-Commerce dan Sektor Perbankan, Seberapa Bahaya?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
12/09/2022 12:07 WIB
Kebocoran data e-commerce dan sektor banking bisa mendorong terjadinya kejahatan siber yang lebih luas seperti penipuan, penggelapan dana, hingga pinjol ilegal.
Deretan Kebocoran Data E-Commerce dan Sektor Perbankan, Seberapa Bahaya? (Foto: MNC Media)
Deretan Kebocoran Data E-Commerce dan Sektor Perbankan, Seberapa Bahaya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Isu kebocoran data masih menjadi topik hangat di Tanah Air. Ulah Hacker bernama Bjorka menggegerkan public dengan membongkar data pribadi Muchdi PR, terduga pelaku pembunuhan aktivis HAM Munir.

Manuver Bjorka semakin liar ketika sejumlah data pribadi ia ungkap telah bocor ke forum gelap. Di antaranya, data pelanggan IndiHome, data pengguna SIM Card, data KPU RI, hingga surat dan dokumen milik Presiden.

Merunut sejarah kebocoran data di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat terdapat 47 kasus kejahatan siber. Bentuk kejahatan siber ini berupa peretasan hingga data bocor terhitung sejak 2019 hingga Januari 2022.

Adapun sektor e-commerce dan instansi pemerintah mencatatkan presentase tertinggi yakni 29,8 persen dan 25,5 persen. Disusul oleh jasa keuangan 17 persen, media sosial 6,4 persen, dan telekomunikasi 4,3 persen.

Adapun sektor keuangan dan e-commerce menjadi dua sektor yang perlu diwaspadai. Berikut beberapa kebocoran data di sektor perbankan dan e-commerce:

BRI Life

Kasus kebocoran data pribadi milik perusahaan asuransi BRI Life terjadi pada sekitar 2 juta nasabah Selasa (27/7/2021) lalu. Mengutip Reuters, data yang telah bocor ini bahkan dijual di internet.

Adapun data yang bocor berupa foto KTP, rekening bank, laporan hasil pemeriksaan laboratorium nasabah, bahkan hingga informasi tentang pajak nasabah.

Data tersebut diperjual belikan di forum online. Seorang anggota forum diketahui menjual 460.000 dokumen dari nasabah BRI Life seharga USD7000 atau sekitar Rp 101 juta.

Hal ini diungkap Hudson Rock, sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Israel. Hudson Rock mengatakan menemukan bukti beberapa komputer milik pegawai BRI dan BRI Life telah diretas.

Bank Jatim

Data Nasabah Bank Jatim juga diduga bocor. Bahkan dijual dengan harga Rp 3,5 Miliar. Data ini dijual oleh akun bl4ckt0r di Raid Forums dengan harga USD250 ribu dengan kapasitas 378 gigabyte (GB). Data yang bocor ini berisi 259 database nasabah, data karyawan hingga data keuangan pribadi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement