IDXChannel - Kanada menyatakan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca tetap aman, meski pemerintah Denmark dan Norwegia menghentikan penggunaannya. Penghentian itu dilakukan kedua negara setelah adanya laporan penggumpalan darah setelah pemakaian dan menyebabkan satu orang tenaga kesehatan meninggal dunia.
"Badan Kesehatan Kanada memantau laporan atas kejadian yang terjadi di Eropa di tengah berlangsungnya imunisasi menggunakan vaksin AstraZeneca, dan akan meyakinkan warga atas benefit dari keberlanjutan vaksin ini untuk mencegah risiko berikutnya," demikian pernyataan departemen kesehatan Kanada dalam keterangannya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/3/2021).
Kanada menerima 500.000 dosis vaksin yang dibuat di Serum Institute of India pada pekan lalu, dan akan menerima 1,5 juta dosis tambahan di bulan Mei mendatang.
"Sejauh ini belum ada indikasi di mana vaksin ini menyebakan kejadian serupa."
Sebelumnya, Pemerintah Denmark memutuskan untuk menyetop penggunaan vaksin AstraZeneca. Keputusan ini diambil setelah ditemukannya efek samping yang bahkan menyebabkan kematian terhadap tenaga kesehatan di negeri itu.
Laporan HuffPost menerangkan ada seorang perawat di Wina berusia 49 tahun meninggal karena masalah pembekuan darah yang parah setelah mendapat vaksin AstraZeneca dan perawat lain di daerah tersebut mengalami pengembangan emboli paru (gumpalan darah di paru-paru).
"Pada 9 Maret, ada dua laporan kasus lain yang terkait dengan pembekuan untuk kelompok yang sama," laporan EMA yang dikutip dari kantor berita Huffpost.
Sebagai tindakan pencegahan, Otoritas Kesehatan dan Obat-obatan di Denmark membuat keputusan untuk menghentikan vaksinasi selama penyelidikan berjalan.
Direktur Dewan Kesehatan Nasional, Søren Brostrøm, mengatakan, keluarnya keputusan ini bukan sesuatu yang mudah. "Tapi, karena kami memvaksin banyak orang, kami juga perlu merespons dengan perawatan tepat ketika ada informasi mengenai efek samping yang serius dari vaksin AstraZeneca tersebut," katanya. (TYO)