IDXChannel - Produsen tambang raksasa Amerika, Freeport-McMoRan, memangkas perkiraan penjualan tembaga kuartal pertama setelah hujan lebat dan tanah longsor menutup operasi di tambang Grasberg, Papua, selama akhir pekan.
Tambang emas terbesar yang sekaligus merupakan tambang tembaga terbesar kedua di dunia tersebut diperkirakan belum dapat beroperasi hingga akhir bulan.
Freeport terpaksa menghentikan aktivitas penambangan di Grasberg menyusul adanya serangkaian gangguan terkait cuaca ekstrem yang mengguncang industri pertambangan di tengah perubahan iklim global.
Meskipun tidak ada korban jiwa, Freeport mengatakan pada Minggu (12/2/2023) malam pihaknya harus menyelamatkan 14 karyawan yang terjebak di sebuah gedung perkantoran karena "curah hujan dan tanah longsor yang signifikan" di Grasberg.
Semburan lumpur merusak pabrik pengolahan konsentrat Grasberg serta sebagian jalan menuju tambang, kata Freeport.
Freeport memperkirakan produksi tembaga dan emasnya pada kuartal pertama akan lebih rendah dari estimasi yang dipublikasikan pada Januari, yaitu sebesar 900 juta pon tembaga dan 300.000 ons emas. Namun pihak korporasi tidak memberikan angka terbaru. Tambang tersebut biasanya memproduksi hampir 5 juta pon tembaga dan 5.000 ons emas setiap harinya.