sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dirut Beberkan Penyebab Hutama Karya Cetak Rugi Tiga Tahun Beruntun

Economics editor Suparjo Ramalan
19/09/2023 13:15 WIB
PT Hutama Karya (Persero) membukukan rugi sepanjang tiga tahun berturut-turut atau periode 2020-2022.
Dirut Beberkan Penyebab Hutama Karya Cetak Rugi Tiga Tahun Beruntun. (Foto MNC Media)
Dirut Beberkan Penyebab Hutama Karya Cetak Rugi Tiga Tahun Beruntun. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Hutama Karya (Persero) membukukan rugi sepanjang tiga tahun berturut-turut atau periode 2020-2022. Kerugian tersebut disebabkan oleh tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). 

Kerugian tersebut dilaporkan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto kepada Komisi VI DPR RI saat rapat dengar pendapat (RDP). 

Menurutnya, tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional Jalan Tol Trans Sumatera menyebabkan perseroan mencatatkan rugi sepanjang tiga tahun berturut-turut.

“Laba rugi kami di 2020 sampai 2021 dan 2022 karena masih tingginya bunga pinjaman untuk jalan tol ini (JTTS),” ungkap Budi Harto dalam forum RDP, Jakarta, Selasa (19/9/2023).

Untuk dua tahun berturut-turut atau periode 2020-2021, Hutama Karya mengalami kerugian sebesar Rp4 triliun. Jumlah itu akumulasi dari rugi 2020 sebesar Rp2 triliun dan rugi 2021 senilai Rp2 triliun.

Dia menjelaskan, operasional sejumlah ruas Tol Trans Sumatera belum layak secara komersial. Kondisi itu lalu diperparah dengan beban utang perusahaan.

Budi Harto sendiri belum mengonfirmasi besaran nilai pinjaman Hutama Karya.

Meski demikian, kinerja keuangan perusahaan mulai kembali positif pada tahun ini. Tercatat, pada semester I-2023, Hutama Karya meraup laba bersih senilai Rp33,73 miliar. 

Untuk pendapatan dibukukan senilai Rp12,48 triliun atau naik 54 persen dari periode yang sama di tahun lalu. 

“Untuk tahun 2023 sudah mulai positif, total aset HK terus tumbuh seiring dengan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, kinerja keuangan HK mengalami kerugian pada 2020 sampai 2022 disebabkan oleh beban bunga dan amortisasi dari operasinya jalan tol yang belum layak secara komersial,” kata dia.

(YNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement