Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk memenuhi alokasi 9,5 juta ton adalah sekitar Rp53 triliun yang telah tertuang dalam Surat Menteri Pertanian RI kepada Gubernur Selindo Nomor B-51/SR.210/M03/2024 tertanggal 24 Maret 2024.
Selanjutnya, mesin pertumbuhan pupuk Indonesia yang kedua yaitu hilirisasi produk petrokimia berbasis gas alam.
"Dan apabila nanti ada pasokan gas lagi untuk Kujang maupun PIM, bisa diarahkan untuk pengembangan lain yaitu hilirisasi produk petrokimia berbasis gas alam. Kita sudah memiliki amonia dengan turunannya urea, dan Amonium Nitrat, dan akan diteruskan NPK nitrat dan akan dibangun Soda Ash sebagai turunannya," papar Rahmad.
(NIA)