sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dolar Makin Perkasa, Wamen BUMN Waspadai Dampaknya ke Pertamina dan PLN

Economics editor Suparjo Ramalan
29/09/2022 05:46 WIB
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan menguatnya dolar AS bakal berdampak pada kinerja PLN dan Pertamina.
Dolar Makin Perkasa, Wamen BUMN Waspadai Dampaknya ke Pertamina dan PLN. (Foto: MNC Media)
Dolar Makin Perkasa, Wamen BUMN Waspadai Dampaknya ke Pertamina dan PLN. (Foto: MNC Media)

IDXChannelWakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan menguatnya dolar AS bakal berdampak pada kinerja PLN dan Pertamina. Terlebih lagi kedua BUMN itu menggunakan dolar AS dalam bertransaksi.

"Terkait mengenai hedging, memang dua BUMN yang memiliki posisi yang kalau terjadi depresiasi itu menyebabkan adanya potensi effect losses itu adalah Pertamina dan juga PLN, sebagai dua BUMN yang memang memiliki posisi kewajiban dalam US dolar memang cukup tinggi," ujar Pahala di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Tercatat pada Rabu siang tadi dolar AS menguat hingga di angka Rp 15.200. Meski begitu, Pahala mencatat kewajiban posisi di level 25 persen akan terus dijaga baik bagi Pertamina dan PLN. 

"Kewajiban untuk 25 persen itu terus kita jaga baik untuk Pertamina dan untuk PLN," ujar dia. 

Kementerian BUMN berharap bila ada potensi  terjadi depresi, maka kewajiban bisa ditingkatkan menjadi 25 persen. "Ini kalau dalam kondisi memang ada potensi terjadi depresiasi kita harapkan untuk bisa ditingkatkan di atas 25 persen," lanjut Pahala. 

Senada, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menilai meningkatkan dolar AS memungkinkan pemerintah akan mencari mata uang baru, di luar dolar. Alasan lain adalah karena rupiah masih cukup kuat terhadap mata uang asing lain seperti yen dan euro. 

"Pemikiran buat kita apakah memang kita juga mulai mencari sumber pendanaan dari currency lain," kata Tiko. 

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement