Per 30 Juni 2023, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai menurun akibat penurunan bea keluar dan cukai, sedangkan penerimaan bea masuk masih menunjukkan kinerja positif. penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp135,43 triliun (44,67% dari target, turun 18,83% yoy).
"Penerimaan bea masuk tumbuh 4,65% (yoy), didorong oleh kenaikan tarif efektif, pertumbuhan bea masuk kendaraan dan menguatnya kurs dolar AS meskipun terjadi penurunan basis impor. Sementara itu, penerimaan cukai menurun 12,20% (yoy) karena total produksi yang menurun utamanya dari Golongan 1," ungkap Sri Mulyani.
Bea Keluar juga mengalami penurunan sebesar 76,97% (yoy) akibat penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) dan adanya kebijakan pembersihan (flush out) stok CPO yang mendorong tingginya ekspor CPO pada Juni 2022.
Sementara itu, kinerja PNBP hingga akhir Juni 2023 meningkat dibandingkan periode sebelumnya, mencapai Rp302,1 triliun (68,5% dari target) atau tumbuh 5,5% (yoy).
Capaian positif ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan SDA non-migas (120,8% dari target) yang disebabkan oleh penyesuaian tarif iuran produksi atau royalti batu bara dengan berlakunya PP 26/2022 tentang Tarif Atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian Energi dan SDM.