“Ya jadi mari berwisata melakukan perjalanan tapi juga dilakukan vaksinasi. Kan kasusnya gini meski pemerintah sudah menurunkan PCR yang 450 tspi nunggunya lama. Dan untuk PCR yang keluarnya cepat harganya resmi 800-900 dengan waktu tunggu 10 jam,” tambahnya.
Menurutnya tak adil untuk PCR harga Rp45000 namun masih harus 1 X 24 jam. Artinya pemerintah belum konsisten kalau ini terus dimasifkan sehingga destinasi wisata akan menjadi ramai dan aman.
“Sekarang Antigen masih berbayar, daerah tertentu juga diak mau menggunakan antigen harus swab pcr dan seharunya ekonomi juga bisa meningkat dan tak hanya slogan saja indonesia bangkit dan indonesia bisa terealisasi dengan aman,” ujarnya.
Belum cukup dengan itu, menurutnya. Pemerintah harus 4 hal yang perlu diperbaiki yang di aplikasikan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara dalam perjalanan yaitu Environment sustainablity, infrastruktur layanan turis, healthy and highend, dan safety and security.
“Saya berkali kali dari dulu sejak awal pandemi krisi pandemi ini saya melihat konsep terlebih dulu apakah didahulukan prokes atau ekonomi, jadi tidak bisa salah satu jadi harus berbarengan dilakukannya,” pungkasnya. (TIA)