Meski wisatawan perlu menempuh empat hingga enam jam perjalanan darat dan dua jam pendakian untuk tiba di desa Wae Rebo, namun tidak menurunkan ketertarikan untuk berkunjung, merasakan, dan melihat langsung adat-istiadat yang masih dilestarikan oleh masyarakat.
Selain itu, desa wisata juga diharapkan dapat menghadirkan beragam aktivitas ekonomi kreatif, seperti aktivitas di Desa Wisata Giriloyo, Yogyakarta yang menyediakan aktivitas membatik sehingga memberikan pengalaman baru bagi wisatawan.
Sementara untuk poin terakhir, yaitu desa wisata sebagai pemasok rantai pariwisata, dimaksudkan agar desa wisata yang mengedepankan agrowisata sebagai daya tarik utama bisa mengambil peran tersebut untuk menjalin kerja sama dengan industri hotel dan restoran untuk memenuhi kebutuhan mulai dari telur, sayur-sayuran, buah-buahan, hingga produk camilan UMKM.
"Ini adalah peluang yang bagus. Desa wisata kita yakini bisa menciptakan lapangan kerja dan kita harapkan muda-mudi desa ini tetap tinggal di desa, berkarya dan membangun desa. Oleh karena itu kita harus berikan banyak potensi dan kesempatan baru bagi generasi muda untuk tetap berkarya di desa, dan mengembangkan desa," ungkap Anglea.
Di samping itu, lanjut Angela, yang menjadi tantangan desa sebagai pemasok rantai pariwisata adalah konsistensi, kualitas, dan kuantitas.
Para pengelola desa wisata harus memiliki kemampuan mempertahankan kualitas yang telah dibangun dan mampu memenuhi kebutuhan pelaku industri hotel ataupun restoran. (TSA)