Selain itu sinergi ini, lanjut Muhktarudin, memungkinkan pelaku UMi-UMKM untuk memperoleh dukungan dari sisi nilai pinjaman yang bisa lebih besar, juga bunga pinjaman yang lebih rendah, serta mendapatkan pendampingan yang intens dalam upaya naik kelas.
Untuk itu, seiring dengan meningkatnya jumlah UMi dan UMKM setiap tahunnya, dibutuhkan langkah strategis untuk membangun sebuah wadah yang lebih besar dan kokoh, yang mampu menjangkau lebih banyak pelaku usaha untuk bertumbuh secara berkelanjutan dan tetap eksis di tengah masa pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi.
Saat ini ada sekitar 57 juta UMKM di Indonesia, di mana 65 persen di antaranya belum mendapatkan akses pendanaan dari lembaga keuangan formal.
"Integrasi antara BRI, Pegadaian dan PNM yang memiliki akses terdekat dengan mereka diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang bisa menjadi tempat bernaung para pelaku usaha kecil untuk memperoleh bimbingan untuk bertumbuh kembang dan naik kelas dengan jalur yang tepat," katanya.
Di tempat terpisah, Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto mengungkapkan perkembangan proses pembentukan holding sejauh berjalan sangat intensif dan menilai rencana pembentukan holding yang sedang disiapkan oleh Pemerintah ini layak diapresiasi. Karena akan membuat rasio pembiayaan bagi pelaku UMKM meningkat.