Sementara itu, upaya Vale Indonesia untuk mendukung Net Zero Emission ini kembali diterangkan Adriansyah, saat ini Vale merupakan perusahaan pertambangan yang dengan emisi sangat rendah. “Untuk seluruh produsen di dunia, kami berada di kuartal I. kuartal I itu adalah kuartal yang paling kecil. Kami diberkahi oleh adanya danau, 3 danau. Dari sana kami membangun Hydro Power Plant. Berdasarkan Hydro Power Plant, kami berhasil menekan emission sekitar 2 juta ton CO2 ekuivalen per tahun.”
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya tidak akan berhenti disini, Vale juga memiliki target Net Zero di 2050 seperti Paris Agreement canangkan. “Untuk di 2030 target pertama, kami berencana memotong sepertiga emission yang kami punya, utamanya akan dilakukan melalui konversi Energi yang lebih bersih Energi Baru dan Terbarukan, kedua optimisasi dan efisiensi,” imbuh Adriansyah.
“Jadi bukan hanya puas dengan kondisi sekarang tapi kami akan tetap turunkan emisi sehingga net zero di 2050,” pungkas Adriansyah saat mengakhiri percakapan dengan IDXChannel.com.
Sejalan dengan yang dilakukan Vale, sejatinya sejak diluncurkan pada Desember 2021 setelah KTT Perubahan Iklim COP 26, KADIN Net Zero Hub telah menangkap antusiasme sektor swasta untuk mendukung program dekarbonisasi untuk industri dan industri komersial, serta upaya untuk memperluas peluang bagi perusahaan dan pengusaha nasional untuk mengeksplorasi peluang baru yang sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
Pada COP 26 Climate Change Summit Forum berlangsung pada 2021 di Glasgow, Inggris, Presiden Joko Widodo juga mengumumkan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero di 2060 atau bahkan lebih awal. Oleh karena itu, KADIN menilai urgensi untuk membuat forum gerakan dekarbonisasi massal di sektor swasta dan industri di Indonesia guna mendukung pemerintah mewujudkan komitmen tersebut.