Kenaikan indeks konsumen properti ini didorong oleh tingginya kepuasan terhadap iklim properti nasional, yang, menurut responden, ditandai dengan prospek jangka panjang yang baik, harga properti yang sesuai harapan, hingga beragamnya pilihan pembiayaan yang tersedia. (Lihat tabel di bawah ini.)
Meski demikian, kepuasan masyarakat terhadap upaya pemerintah membuat properti tetap terjangkau menurun dari 56 persen menjadi 53 persen. Kepuasan masyarakat terhadap upaya pemerintah dalam menangani situasi yang terjadi saat ini juga menurun dari 22 persen semester lalu menjadi 16 persen pada semester ini.
Sentimen masyarakat terhadap suku bunga dan inflasi juga menjadi perhatian masyarakat. Para responden survei meyakini suku bunga KPR dan inflasi akan meningkat tahun depan.
Di lain pihak, hasil survei yang dilakukan oleh Lamudi.com, menemukan adanya kenaikan minat pembelian rata-rata properti dari periode Agustus 2021 hingga Mei 2022. Angka ini secara rata-rata bertumbuh sebesar 6,34 persen.
“Bila ditelusuri lebih dalam, dua kebijakan pemerintah berupa skema DP 0 persen yang dikeluarkan pada kuartal II-2021 dan perpanjangan insentif pajak yang terjadi pada Desember 2021 memiliki dampak positif pada pembelian properti,” ungkap laporan tersebut.
Indeks harga properti residensial di Indonesia juga terus mengalami peningkatan sejak 2019, menurut data Statista. Ini menjadi sinyal positif bagi sektor properti bahwa minat akan kepemilikan rumah juga akan tetap terjaga. (Lihat tabel di bawah ini.)
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI juga menunjukkan hal yang sama pada triwulan I-2022. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang tercatat 1,87 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,47 persen (yoy). Sementara itu, harga properti residensial di pasar primer diprakirakan akan tumbuh terbatas pada triwulan II-2022 sebesar 1,16 persen (yoy).
Dari sisi penjualan, hasil survei triwulan I-2022 mengindikasikan adanya perbaikan penjualan properti residensial di pasar primer meskipun masih terkontraksi. Perbaikan tersebut tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi sebesar 10,11 persen (yoy) pada triwulan I-2022, lebih baik dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 11,60 persen (yoy).
Hasil survei juga menunjukkan, dari sisi konsumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa sebesar 69,54 persen dari total pembiayaan.