"Inilah yang saya tentu berharap bahwa BPK akan terus menjadi institusi yang kita semua andalkan tadi dari sisi insight, oversight, dan dari foresight-nya", ungkap Sri Mulyani.
Dia memaparkan, keuangan negara sebagai instrumen yang dinamis karena tidak bisa lepas dari kondisi ekonomi. Menurut Sri Mulyani, asumsi ekonomi akan senantiasa mengalami dinamika berupa deviasi antara asumsi dengan realita yang mempengaruhi postur dari APBN.
"Karena dia tidak didesain dalam suasana vakum dan berbagai indikator maupun variabel yang ada di dalam keuangan negara sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi," jelasnya.
Perekonomian Indonesia dalam 3 tahun terakhir sangat terpengaruh oleh situasi pandemi. Tataran global geopolitik yang berubah juga menjadikan hubungan antar negara semakin menegang.
Selain itu, disrupsi supply chain menyebabkan inflasi terdongkrak sangat tinggi secara global.
"Inilah yang kemudian harus kita bersama-sama BPK dan Pemerintah untuk mengawal, karena dunia tidak dalam situasi yang statis dan mudah," ungkapnya.
Oleh karenanya, Sri Mulyani mengatakan, dalam proses audit sangat penting untuk bisa fokus pada tujuan.