IDXChannel - Ekonom senior Faisal Basri menyebut Indonesia telah terkena kutukan sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Dalam catatannya Indonesia mengalami kerugian sekitar Rp200 triliun pada lima tahun terakhir dalam sektor pertambangan.
"Ini karena banyaknya 'kebocoran' dalam ekspor dan kebijakan yang menguntungkan pihak asing," ujar Faisal dalam webinar di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Dia mengatakan, pemerintah menerapkan larangan ekspor bijih nikel, dan pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tidak terdapat ekspor komoditas dengan kode HS 2604.
"Tetapi, berdasarkan data General Customs Administration of China, terdapat impor komoditas HS 2604 sebanyak 3,4 juta ton dari Indonesia. Nilai impor itu mencapai USD193,6 juta, atau sekitar Rp2,8 triliun jika mengacu kepada rata-rata nilai tukar JISDOR 2020 senilai Rp14,577 per dolar AS," jelas Faisal.
Pada tahun 2018, China mencatat bahwa terdapat impor nikel dari Indonesia senilai USD2,9 miliar. Kendati demikiam, data ekspor nikel Indonesia ke China saat itu hanya sebesar USD2,6 miliar sehingga terdapat selisih sekitar USD300 juta.