sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekonomi AS Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Ini Sejumlah Tandanya

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
28/04/2023 13:38 WIB
Perekonomian negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) tengah mengalami sejumlah tanda pelemahan selama kuartal pertama tahun ini.
Perekonomian negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) tengah mengalami sejumlah tanda pelemahan selama kuartal pertama tahun ini. (Foto: MNC Media)
Perekonomian negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) tengah mengalami sejumlah tanda pelemahan selama kuartal pertama tahun ini. (Foto: MNC Media)

3. Keyakinan Konsumen Melemah

Kepercayaan konsumen AS juga menunjukkan pemburukan pada April, di mana masyarakat AS menjadi lebih pesimis tentang pasar kerja.

Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board (CB), yang mengukur sikap terhadap ekonomi dan pasar kerja, turun menjadi 101,3 pada April.

Angka ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya di level 104 dan menjadi level terendah sejak Juli 2022.  Ekspektasi ekonomi kelompok bisnis juga terpantau turun pada April.

Sikap konsumen tetap stabil sejak gejolak di industri perbankan bulan lalu. Namun, inflasi yang belum terkendali dan ketidakpastian ekonomi terus membebani konsumen.

4. Inflasi Belum Terkendali

Indeks Harga Konsumen AS telah menunjukkan perlambatan yang signifikan sejak melonjak sebesar 9% pada Juni 2022. Saat ini, inflasi IHK mencapai 5%, terendah sejak Mei 2021.

Beberapa ekonom percaya bahwa level di sekitar 5% adalah titik di mana inflasi tidak lagi dianggap sebagai masalah darurat. Itu berarti The Fed dapat merasakan lebih sedikit tekanan untuk menstabilkan harga dengan cepat melalui kenaikan suku bunga yang agresif dan menyakitkan secara ekonomi.

Chris Campbell, kepala strategi kebijakan di perusahaan konsultan risiko global Kroll dan mantan asisten menteri keuangan, mengatakan ia masih meyakini resesi akan dimulai pada paruh kedua tahun ini, dan lebih buruknya akan mengalami stagflasi.

Di samping itu, dalam Global Fund Manager Survey Bank of America bulan April, sekitar 86% di antaranya mengatakan stagflasi akan menjadi prospek ekonomi global selama 12 bulan ke depan.

Eugenio Aleman, kepala ekonom di perusahaan raksasa jasa keuangan Raymond James, mengatakan bahwa dengan data inflasi terbaru masih jauh dari target The Fed 2%, dia yakin bank sentral akan menaikkan suku bunga 25 basis poin lagi pada pertemuan FMOC berikutnya. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement