sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekonomi ASEAN Diproyeksi tetap Kuat, Permintaan Domestik dan Ekspor Jadi Kunci

Economics editor
27/01/2024 16:00 WIB
Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN diharapkan tetap kuat di 2024. 
Ekonomi ASEAN Diproyeksi tetap Kuat, Permintaan Domestik dan Ekspor Jadi Kunci. Foto: MNC Media.
Ekonomi ASEAN Diproyeksi tetap Kuat, Permintaan Domestik dan Ekspor Jadi Kunci. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN diharapkan tetap kuat di 2024. Pada 2022, total PDB dari sepuluh negara ASEAN dalam senilai USD3,6 triliun atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2009 dengan total PDB USD1,6 triliun. 

Permintaan domestik yang tangguh dan beberapa peningkatan dalam ekspor dan jasa menjadi kunci tumbuhnya negara-negara di kawasan ini. Ditambah, 
sejumlah bank sentral diperkirakan akan mulai melonggarkan kebijakan moneter pada 2024.

Melansir S&P Global, Sabtu (27/1/2024), Kepala Ekonom Asia Pasifik, Intelijen Pasar Global S&P, Rajiv Biswas, memerinci prospek jangka pendek pertumbuhan kawasan ASEAN pada 2024.

1. Indonesia

Tingkat pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan sekitar 5 persen dengan laju pertumbuhan yang sama pada 2024. Pendorong utama ekonomi Indonesia yakni konsumsi pribadi sebesar 53 persen dan tumbuh dengan kecepatan 5,1 persen dari tahun ke tahun pada 2023.

Selama 2023, arus investasi yang masuk tetap kuat, didorong investasi besar pada sektor logam dasar, terutama proyek peleburan nikel baru, serta proyek hilir untuk pembuatan baterai.

Purchasing Managers' Index (PMI) naik ke angka 52,2 pada Desember 2023 atau tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Hal ini menunjukkan kondisi sektor manufaktur  terus membaik.

2. Vietnam

Tingkat pertumbuhan PDB Vietnam 2023 diperkirakan sebesar 5,1 persen, dengan permintaan yang lemah dari pasar ekspor utama, termasuk AS, UE, dan China daratan. 

Namun, laju pertumbuhan naik pada 2023 menjadi 6,7 persen (yoy) dibandingkan pada kuartal ketiga sebesar 5,5 persen. 

Hal ini dibantu oleh pemulihan bertahap pada ekspor yang naik pada November sebesar 6,7 persen.

PMI Manufaktur Vietnam meningkat dari 47,3 pada November menjadi 48,9 pada Desember 2023. Pada Desember, pesanan ekspor mulai mendekati stabil setelah melemah di awal 2023.

3. Singapura

Tingkat pertumbuhan PDB Singapura membaik ke laju 2,8% yoy pada kuartal keempat 2023. Untuk kalender tahun 2023, pertumbuhan PDB Singapura sebesar 1,2% atau jauh lebih lambat dibandingkan tingkat pertumbuhan sebesar 3,6% yang tercatat pada 2022, ketika perekonomian mengalami pemulihan yang kuat setelah pandemi COVID-19. 

4. Malaysia

Ekonomi Malaysia menunjukkan ekspansi yang tangguh selama 2023 dengan perkiraan meningkat sekitar 4 persen, meskipun laju pertumbuhan dimoderasi setelah tingkat pertumbuhan PDB 8,7 persen pada 2022.

Pada kuartal ketiga 2023, pertumbuhan PDB Malaysia meningkat menjadi 3,3 persen (yoy) dibandingkan pada kuartal kedua 2023 dengan pertumbuhan 2,9 persen (yoy). Jika diukur dengan basis kuartal-ke-kuartal, laju pertumbuhan menguat menjadi 2,6 persen (qtq).

PMI Manufaktu Malaysia pada desember berada di 47,9. Hal ini menunjukkan kondisi bisnis tetap menantang bagi perusahaan manufaktur. Kondisi permintaan pada pasar internasional tetap terkontraksi.

5. Filipina

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Filipina tetap kuat dengan pertumbuhan PDB meningkat ke 5,9 persen yoy pada kuartal ketiga 2023 dibandingkan pada kuartal kedua dengan pertumbuhan PDB 4,3 persen.

prospek untuk 2024 adalah pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan, dibantu dengan pelonggaran kebijakan moneter secara bertahap selama 2024.

Pada Desember 2023, PMI Manufaktur Filipina berada di 51,5 dan terus menunjukkan kondisi ekspansif.

6. Thailand

PMI Manufaktur Thailand turun dari 47,6 pada November menjadi 45,1 di Desember 2023. Hal ini menunjukkan kondisi pada sektor manufaktur pada kecepatan paling tajam sejak Juni 2022.

Pada kuartal ketiga 2023, total PPDB Thailand menunjukkan pelemahan, melambat ke laju pertumbuhan 1,5 persen yoy, pada kuartal kedua mengikuti pertumbuhan moderat 1.8 persen yoy.

Bank of Thailand telah melakukan pengetatan kebijakan moneter yang menjadi hambatan pada pertumbuhan ekonomi, dengan menerapkan delapan kenaikan suku bunga sejak Agustus 2022.

Faktor yang membatasi pemulihan ekonomi Thailand pada 2022 adalah lambatnya pembukaan kembali sektor pariwisata. Pariwisata memiliki kontribusi penting bagi PDB Thailand. Total kedatangan wisatawan asing pada 2023 mencapai 28 juta.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement