Sepakat dengan pentingnya mendorong ekonomi digital di Indonesia dan juga ASEAN, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi yang juga menjadi narasumber dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa digitalisasi tidak hanya tentang device. Lebih lanjut, Edi menyampaikan bahwa digitalisasi juga tentang perubahan pemahaman terhadap sistemnya untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia.
Simposium yang juga membahas tentang pembangunan berkelanjutan tersebut juga membahas tentang penerapan ekonomi hijau. ASEAN dapat menciptakan lebih dari 5 juta lapangan kerja baru yang terkait dengan bisnis dan industri ramah lingkungan, yang berpotensi memberikan kontribusi hingga 8 persen terhadap PDB pada tahun 2030.
Delapan dari sepuluh negara anggota ASEAN telah menetapkan target net-zero yang mencakup tahun 2050 hingga 2065.
Sebagai penutup, Menko Airlangga bersama Presiden ERIA Prof. Tetsuya Watanabe dalam simposium tersebut juga meluncurkan Digital Innovation and Sustainable Economy Center (DISC) yang merupakan platform virtual dan fisik bagi para pembuat kebijakan, dunia usaha, dan akademisi profesional serta organisasi untuk bertransformasi menuju keberlanjutan berbasis digital.
“Peluncuran DISC menandai titik penting dalam perjalanan ASEAN menuju masa depan yang berdaya secara digital. Kami berkomitmen untuk mendorong kolaborasi dan inovasi yang akan membuka jalan bagi ASEAN yang sejahtera dan berkelanjutan,” kata Prof. Tetsuya Watanabe Presiden ERIA.