IDXChannel - Ekonomi Indonesia masih bisa berjalan baik dan cenderung stabil pada 2024 di kisaran 5%. Meskipun, ekonomi global masih dalam ketidakpastian dan banyak negara mengalami resesi.
Vice President Wealth Management BCA, Richie Norbert Tandias mengatakan, pemerintah Indonesia punya banyak saldo anggaran lebih dan bertepatan dengan jatuh tempo surat berharga negara (SBN) yang akan naik.
“Ini sangat penting, karena waktu dunia sedang melambat, pemerintah itu harus punya stimulus fiskal untuk menjaga kalau turun pun dari 5% enggak ke 3%, tapi mungkin 4,5% harapannya seperti itu,” ungkap Richie dalam Market Buzz Power Breakfast IDX, Kamis (21/12/2023).
Secara keseluruhan, Richie di BCA melihat perlambatan sudah ada, jadi NPL dari beberapa bank yang memang ada eksposur di sektor mikro itu mulai naik, bahkan di sektor SMe mulai naik.
“Beberapa sektor NPL mulai ada walaupun sangat wajar, tapi ini menandakan perlambatan ada tetapi pemerintah punya amunisi untuk bisa kalau lambat tidak signifikan,” jelas Richie.
Untuk nilai tukar rupiah ini sangat tergantung dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat. “Kalau Amerika tahun depan itu hard landing jadi resesinya tuh betul-betul berat, rupiah harusnya bisa rally,” katanya.
Dengan demikian rupiah akan menguat, kemudian FR obligasi pemerintah Indonesia rupiah bahkan IHSG itu ada potensi untuk reli. “Tapi kalau tahun depan Amerika hanya soft landing dan likuiditas masih begitu banyak saya rasa masih banyak room untuk US market itu masih bisa,” ujar Richie.